SISTEM LIMBIK DAN FUNGSINYA BERHUBUNGAN DENGAN KORTEKS YANG LEBIH TINGGI
Sistem limbic bukan merupakan struktur terpisah tapi mengacu pada
struktur otak depan ang mengelilingi batang otak dan menghubungkan jalur
neuronal yang rumit. Meliputi batang dari masing masing lobus korteks
serebral ( khususnya korteks asosiasi limbiks) , basal nuclei, thalamus
dan hipotalamus. Jaringan interaksi yang kompleks ini berhubungan dengan
emosi, pertahanan dasar dan pada tingkah laku social seks, motivasi dan
belajar.
SISTEM LIMBIK BERPERAN SEBAGAI KUNCI EMOSI
Konsep
emosi meliputi perasaan emosi subjektif dan mood / suasana hati seperti
marah, takut, bahagia} ditambah semua respon fisik yang terjadi dalam
hubungannya dengan perasaan. Respon ii meliputi pola sikap yang
spesifik( misalnya persiapan untuk menyerang / berahan ketika dalam
keadaan bahaya) dan ekpresi emosi yang dapat diamati misalnya tertawa,
menangis atau malu. Hal ini merupakan bukti pentingnya paranan system
limbic pada seluruh aspek emosi. Rangsangan wilayah wilayah tertentu
dalam system limbic manusia selama prosedur pembelahan otak dapat
menunjukan sensasi subjektif yang tidak jelas dari pasien seperti
bahagia, puas atau senang pada suatu wilayah dan rasa takut, cemas pada
wilayah lainnya. Misalnya Amygdala pada lobus temporal sisi bawah
interior (gambar 5-18) merupakan wilayah pentin untuk memproses input
yang menngkatkan sensasi terhadap rasa takut. Pada manusia dan pada smua
spesies lainnya, kadar kortek yang lebih tinggi merupakan tambahan bagi
tingkat kesadaran dari perasaan emosional.
SISTEM LIMBIK DAN KORTEK YANG LEBIH TINGGI BERPERAN DALAM MENGONTROL POLA SIKAP DASAR
Pola
sikap dasar dikontrol setidaknya pada system limbic meliputi suatu
pertahanan individu yang bertujuan menahan serangan , mencari makan dan
yang berkaitan dengan spesies( pola sosioseksualyang mengalahkan
keperkawinan). Pada percobaban dengan binatang, rangsanga system limbic
membawa tingkah laku yang komplek bahkan aneh. Misalnya rangsangan pada
satunwilatah dapat berespon marah dan mengamuk pada binatang jinak yang
normal, sementara rangsangan pada wilayah lain menyebabkan ketenangan
dan jinak, bahkan pada binatang yang lain. Rangsangan pada area limbic
dapat meliputi tingkah laku seksual seperti gerakan gabungan.
PERAN HIPOTALAMUS PADA POLA TINGKAH LAKU DASAR
Hubungan
antara hipotalamus, system limbic dan wilayah yang lebih tinggi
mengatur dengan emosi dan tingkah laku masih tetap belum dapat
dimengerti.Muncul bahwa keterlibatan secara luas hipotalamus pada system
limbic yaitu bertanggungjawab untuk respon internal ivolunter dari
semua system tubuh dalam persiapan untuk sikap yang untuk menyertai
status emosional tertentu. Misalnya hipotalamus mengontrol peningkayan
denyut jantung dan pada laju pernafasan yang meningkatkan tekanan darah
dan penyebaran darah keotak skelet yang terjadi pada saat mengantisifasi
serangan. Persiapan ini mengubah status / keadaan intr\ernal yang
dikontrol secara tidak sadar.
PERANAN KORTEK YANG LEBIH TINGGI TERHADAP POLA TINGKAH LAKU
Dalam
berespon terhadap aktifitas seperti serangan menghindari atau
perkawinan individu (hewan/ manusia) harus berinteraksi dengan
lingkungan eksternal. Mekanisme kortikal yang lebih tinggi yaitu
dipanggil untuk berperan menghubungkan sisrem kimbik dan hipotalamus
dengan dunia luar sehingga terciptaa prilaku yang terjadi. Pada tingkat
yang paling sederhana kortek mendukung mekanisme neural yang diperlukan
untuk melakukan aktifitas otot skeletal yang sesuai dan diperlukan untuk
mencapai atau menghindari terlibat dalam aktivitas seksual,atau
menunjukan ekspresi emosi.
Contoh
: gambaran rangkaian pergerakan untuk ekspesi emosi maupun yang
universal adalah tersenyum ternyata diprogaram didalam korteks dan
selanjutnya dapat disebut system Limbik. Bahkan individu yang buta sejak
lahir memiliki ekspresi wajah yang normal dimana, mereka tidak belajar
tersenyum dengan mengobservasi. Tersenyum memiliki arti yang sama
disetiap kebudayaan,berbeda jauh dengan perbedaan lingkungan seperti
pola perilaku yang diwarisi oleh semua anggota spesies dan dipercayai
terutama pada binatang yang lebih rendah.
Tingkat kortikal yang lebih tonggi juga dapat memperkuat,
memodikasi,atau menekan respon perilaku dasar sehingga tindakan dapat
diarahkan dengan perencanaan,strategi dan keputusan berdasarkan pada
pemahaman terhadap situasi.
PUSAT-PUSAT PUJIAN DAN HUKUMAN/ CELAAN
Seorang individu cenderung untuk memperkuat perilaku yang telah
terbukti memuaskan dan menekan perilaku yang berhubungan dengan
pengalaman yang tidak menyenangkan. Area tertentu dari system limbic
telah dirancang sebagai pusat “pujian” dan “hukuman”, karena rangsangan
pada area respektif ini meningkatkan sensasi kesenangan atau
ketidakesenangan . Ketika suatu alat self-stimulating diimplamasikan di
pusat reward,seekor binatang percobaan akan mengantarkan sendiri sampai
5000 rangsangan perjam dan bahkan akan menghindari makanan saat lapar
dalam memilih kesenangan yang diperoleh dari rangsangan sendiri.
Sebaliknya, ketika alat diimplatasikan di pusat hukuman binatang akan
menghindari stimulasi yang merugikan pusat pujian yang banyak ditemukan
diarea yang terlibat dalam memperantarai aktivitas perilaku yang
termotivasi tinggi diantaranya makan,minum dan aktivitas seksual.
PERILAKU TERMOTIVASI ADALAH TUJUAN TERARAH
Motivasi adalah kemampuan mengarahkan perilaku kepada tujuan spesifik.
Beberapa perilaku tujuan-terarah bertujuan pada pemuasan kebutuhan fisik
spesifik yang dapat diidentifikasi berhubungan dengan homeostatis
,contohnya, sensasi halus menyertai kekurangan cairan tubuh mengarahkan
individu untuk minum untuk kepuasan kebutuhan homeostatis akan air.
Namun,apakah air minuman ringan atau jenis minuman lain yang dipilih
sebagai penghilang haus tidak berhubungan dengan homeostatis. Banyak
perilaku manusia yang tidak tergantung secara murni pada arah
homeostatis dihubungkan dengan kekurangan ringan pada jaringan seperti
haus. Perilaku manusia dipengaruhi oleh pengalaman ,belajar dan
kebiasaan, terbentuk dalam suatu bingkai kerja kompleks pribadi yang
unik kepuasan bercampur dengan harapan kebudayaan.
NOREPINEPHRINE, DOPANIME, DAN SEROTONIN ADALAH NEOROTRANSMITER DALAM JALUR EMOSI DAN PERILAKU
Yang mendasari mekanisme neurofisiologi bertanggung jawab untuk
pengamatan psikologis dari emosi dan perilaku termotivasi secara luas
masih misteri meskipun neurotransmitter norepinepherin, dopanin dan
serotonin semuanya telah diimplikasikan. Norepinepherin dan dopamine
keduanya secara kimia diklasifikasikan sebagai katekolamin yang
diketahui menjadi transmitter dalam area yang menghasilkan kecepatan
tertinggi dari rangsangan sendiri pada binatang percobaan. Selumlah
obat-obat psikoaktif mempengaruhi mood manusia dan beberapa dari obat
ini juga telah menunjukan pengaruh stimulasi sendiri pada binatang
percobaan. Contoh, peningkatan stimulasi sendiri teramati setelah
pemberian obat-obatan yang meningkatkan aktivitas sinaptik
katekolamin,seperti amphetamine.
PENYALAHGUNAAN DAN TOLERANSI OBAT PSIKOAKTIF
Meskipun sebagian besar obat-obatan psikoaktif digunakan secara
terapeutik untuk mengobati berbagai gangguan mental dan lainnya, saying
sekali disalah gunakan. Banyak obat-obatan disalahgunakan bekerja dengan
meningkatkan keefektifan dopamine dalam jalur “kesenangan “diawali
dengan pemberian yang meningkat sampai nsensasi yang luar biasa
menyenangkan. Contohnya adalah kokain yang menghalangi reuptake dopamine
pada sinaps. Penggunaan kokain dan obat-obatan aditif lain mempunyai
cirri peningkatan toleransi terhadap obat. Istilah toleransi berarti
suatu kehilangan sensasi terhadap obat sehingga pemakai memerlukan
jumlah obat yang lebih banyak untuk mencapai efek yang sama. Penggunaan
kokain yang lama menyebabkan jumlah reseptor dopamine pada otak
berkurang dalam merespon terhadap banyaknya zat yang disalahgunakan.
Akibat hilangnya sensitifitas ini, pengguna harus terus menerus
meningkatkan dosis obat untuk mendapat sensasi menyenangkan yang sama.
Diluar cara penggunaan sering tidak lama memperoleh kesenangan dari
obat-obatan tetapi menderita gejala yang berlawanan ketika efek obat
berhenti.
KONSEP TANTANGAN DAN KONTROVERSI
Penyakit Alzheimer : ujung plak beta amyloid, gangguan tau, dan demensia.
Saya
lupa dimana saya menaruh kunci. Pasti saya sudah terkena Allzheimer.
Insiden panyakit Allzheimer biasanya pada fase awal yaitu kehilanga
ingatan saat ini yang mana hal ini talah umum terjadi pada seseorang
yang tidak dapat mengingat sesuatu.
Sekitar
4 juta orang Amerika menderita Allzheimer, tapi karena penyakit ini
berkaitan dengan usia dan populasi lansia, insidennya cenderung
meningkat. Sekitar 0.1% usia 60 sampoai 65 menderita Alzheimer, namun
insiden ini meningkat 30% -47% pada usia lebih dari 85 tahun. Menurut
National Institut Of Aging report To Congres, kelompok usia paling cepat
berkenbang penyakit ini adalah usia lebih dari 85 th.
Jika dihitung sekitar 2/3 khusus Alzheimer adalah senile demensial (
demensia piton) yang mana umumnya berkaitan denga kemampuan mental. Pada
fase paling awal hanya ingatan jangka pendek yang terganggu, tapi
seiring berkembangnya penyakit ingatan jangka ppanjang juga terganggu
seperti tidak kenal lagi dengan anggota keluarga. Perubahan kepribadian,
bingung, dissorientasi dicirikan oleh irritability dan emosi yang
berlebihan. Kemampuan bahasa dan bicara biasanya mengalami ketegangan.
Pada fase selanjutnya korban Alzhrimer menjadi seperti anak anak dan
tidak mampu untuk makan, berpakaian dan mandiri. Pasien biasanya
meninggal pada kelainan yang berat antara 4 sampai12 thn setelah
terjangkit penyakit.
Saat pertama kali dijelaskan oleh Abis Alzheimer, ahli neurology German
pada sekitar 1abad yang lalu, kondisi hanya dapat dikaji melalui
autopsy pada temuan yang dikaitkan oleh lesi otak berkaitan dengan
penyakit. Saat ini Alzheimer didiagnosa penyebab kematian melalui proses
eliminasi yaitu seluruh gangguan lain yang dapat menyebabkan dimensia
seperti stroke atau tumor otak harus dikesampingkan.
Karakteristik lesi otak
Ciri
ciri lesi otak plak neurotic extraseluler dan kekacauan neurofibrilary
intraseluler dihamburkan keseluruh bagian kortek serebral dan biasanya
terbanyak pada hipocanpus. Sebuah plak neurotic terdiri dari pusat
sentral ekstraseluler, protein berserat yang disebut beta amyloid (Aβ)
yang dikelilingi oleh ujung syaraf dendritik dan akson yang mengalami
degenerasi. Tangles Neurofibrilary merupakan bundle padat abnormal,
filament helik berpasangan yg berakomulasi pada sel-sel tubuh neuron
tertentu pada basal otak depan. Acetilkolin pelepas axon pada neuron ini
secara normal berkhir pada korteks sereblal dan hippocampus, sehingga
hilangnya neuron-neuron ini menyebabkan definisi asetilkolin. Neuron
menjadi mati dan kehilangan komunikasai sinaps yang bertanggungjawab
tethadap terjadinya demensia.
Patologi Penunjang
Amiloid
precursor protein (APP) merupakan komponen structural dari membrane
plasma neuronal. Umumnya terdaoat pada ujung terminal presinaptik APP
dapat bersatu pada lokasi yang berbeda untuk menghasilkan produk yang
berbeda. Pernyataan APP pada satu tempat menghasilkan produk sekresi
(SAPPX) yang dilepaskan dari terminal presinaptik. Produk ini dipercaya
menghasilkan peran fisiologis normal pada neuron postsinaptik, yang
kemungkinan memainkan peran dalam proses belajar dan memori. Penyatuan
APP pada tempat alternative menghasilkan beta amyloid. Dua bentuk
variasi yang berbeda dari Aβ dihasilkan dan dilepaskan dari neuron
tergantung pada lokasi pasti dari pernyataan. Normalnya sekitar 90% dari
Aβ adalah 40-amino-acid-long version / versi 40 asam amino panjang
yaitu bentuk yang dapat larut dan tidak merugikan. 10% lainnya berbahaya
yaitu versi pembentuk plak yang mengandung 42 asam siapberubah menjadi
plak APP ana dapat digantikan ileh mutasi dalam APP. Defek genetic
lainnya, terkait usia atau perubahan patologis pada otak, atau mungkin
juga factor lingkungan. Hasil akhirnya yaitu penurunan produksi sAAAx
AB40 serta peningkatan produksi plak penghasil AB42.
Pembentukan Aβ juga terlihat pada penyakit ini, dengan tengles
neurofibrilary yang rank berkembang. Allzheimer tidak begitu saja
terjadi pada usia tua. Sebaliknya ini kemungkinan akibat dari proses
yang bertahap yang terjadi selama puluhan tahun.Adanya Aβ telah
ditunjukan berefek toksik secara langsung terhadap neuron. Selanjutnya
plak Aβ menarik mikrogliaketempat plak. Sela imun dari otak ini memulai
proses inflamasi yang menyerang plak, sehingga melepaskan zat-zat toksik
yang dapat merusak sekeliling neuron yang tidak bersalah.
Serangan proses inflamasi ini bersama sama dengan toksik langsung dari
Aβyang tersimpan juga menyebabkan perubahan pada sitoskeleton yang
mengarah terhadap pembentukan tangles neurofibrillary. Beberapa
penelitian berpsekulasi bahwa kematian dari neuron-neuron dapat terjadi
akibat perkembangan sel-sel neuron menjadi tangle clogging. Protein tau
secara normal berkaitan dengan melekul tubulin dalam pembentukan
mikrotubulus yang berperan sebagai axonal “ highways” untuk menyangkut
material kembali dan melanjutkan ke sel tubun dan terminal exon. Melekul
tauberperan seperti “kereta api pengikat” melekul tubulin dengan
mikrotubulus. Jika melekul tau mengalami hiperposforilasi |(terlalu
banyak ikatan fosfat) mereka tidak da[at bergabung dengan tubulin.
Penelitian percaya bahwa ikatan Aβ dengan reseptor Acti pada permukaan
sel-sel saraf, mengikat rantai intraseluler yang meny6ebabkan tau
menjadi hiperfosforilasi. Jika tidak berikatan dengan tubulin,
melekul-melekul tau tidak dapat terjalin sehingga membentuk filament
helical yang gagal yang dapat membentuk tangles neurofibrirary. Akibat
kehilangan neuron system tranpot neuron yaitu kematian sel. Pembentukan
tangles memiliki hubungan yang lebih dekat dengan pembentukan plak
amyliod dengan gejala demensia, kemungkinan karena perkembangan
penyakit.
Beberapa factor lain yang berperan pada Alzheimer yaitu Aβ yang menyebabkan influtis berlebihan dari Ca+2
yang mana mengikat rantai biokimia yang dapat membunuh sel-sel. Otak
memiliki reseptor NMDA glutamate yang banyak yang mana sangat berbahaya
jika terjadi keracunan glutamate.
Penyebab yang mungkin :
Factor
genetic dan lingkungan dianggap meningkatkan resiko terjadinya
Alzheimer. Sekitar 15% penyebabnya berhubungan dengan genetic yang
biasanya terjadi pada satu keluarga. Biasanya gejala terjadi pada usia
40an atau 50an. Dua tipe defek genetic terjadi pada mutasi gen
keluarganya yang mengkode APP. Menariknya pikun /senilis saat ini
dituntut oleh salah satu enzim penyatu APP. Mutasi ini mempengaruhi
proses APP yang menyebabkan peningkatan produksi Ab
42. Peningkatan ini mempercepat perkembangan plak yang berbahaya. Dua
gen yang terancam telah diidentifikasi yang meningkatkan sensitifitas
individu untuk terkena late-onset Alzheimer disease ( penykit Alzheimer
dengan awal gejala yang terlambat) yaitu gen afo E dang en A2N. Ilmuan
telah menumukan hubungan yang kuat antara perkembangan Alzheimer denga
gen yang mengkode apolipoprotein E. Protein ini normalnya ditemukan
didalam darah dan mempunyai beberapa bentuk. Kode gen yang meningkatkan
resiko Alzheimer yaitu apoloprotein E-4. Seseorang mungkin memiliki satu
atau lebih atau tidak memiliki kopian gen apoE-4. Pada orang yang
memiliki satu gen ini 5x resiko terjadinya Alzheimer sedangkan yang
hanya memiliki 2 gen ini resiko 1-7x lebih cenderung berkembang menjadi
Alzheimer. Penelitian yakin bahwa apoE-4 dapat menyebabkan individu
mengalami deposit / penyimpangan plak Ab. Selain itu apoE-4 berikatan dengan Ab
dengan mengendap pada plak neuritik. Untuk itu alas an yang belum pasti
orang dengan apoE-4 cenderung mengalami plak yang lebih besar daripada
apoE. Selain itu studi menunjukan bahwa apoE-3 membantu mencegah fosfat
yang berikatan dengan tau, dimana apoE-4 gagl untuk menjaga kehilangan
fosfat. Akhirnya laju kegagalan baik mikrotubulus maupun pembentukan
tangle neurofibrirary dapat bertambah seiring bertambahnya apoE-4
Saat ini penelitian telah mengidentifikasi gen lain yaitu variasi gen
yang mengkode protein A2M. Umumnya bentuk protein A2M berikatan dengan Ab dan membantu membersihkan ruang diantara neuron. Bentuk varian A2M tidak dapat dipindahkan dari Ab secara efektif yang menyebabkan terjadinya akumulasi Ab. Selain itu ilmuan yakin bahwa kurang efektifnya pembersihan Ab
dapat memainkan peranan penting dalam produksinya pada perkembangan
plak. Ditanyakan bahwa 30% dari populasi membawa varian genA2M
Tidak semua orangh dengan kecendrungan genetic berkembang menjadi
penyakit Alzheimer. Ketidakseimbangan hormonal memainkan peranan
penting. Penelitian menemukan bahwa hormone stree yaitu kortisol
meningkatkan terjadinya Alzheimer sementara, estrogen melindungi dari
terjadinya penykit ini.
Pengobatan :
Satu-satunya
pengobatan untuk penykit ini yaitu dengan meningkatkan kadar
asetilkolin dalam otak. Misalnya tacrine menghambat enzim yang nirmalnya
membersihkan pelepasan asetilkolin dari sinapsis. Meskipun obat ini
dapat meningkatkan gejala pada beberapa pasien mereka tidak menurunkan
kerusakan neuron dan memperburuk kondisi pasien. Beberapa agen yang lain
juga digunakan misalnya antioksidan, aspirin dan obat-obatan anti
implamasi lainnya dan memperlambat Alzheimer dengan cara memblok
komponen implamasi
Saat ini penelitian optimisn dengan vaksin Alzheimer dengan target melawan plak A b. Selain itu juga obat yang dapat menghambat penyatuan A b42 dari APP atau menghambat agregasi amiloid ini kedalam plak yang berbahaya.
Pada
jumlah neuron transmitter yang di lepaskan pada respon terhadap
ragsangan pada jalur nervus yangh terkena. Sebaliknya ikatan jangka
panjang yang relative menetap atau perubahan structural atara
neuron-neuron yang terjadi didalam otak
Ingatan jangka pendek melibatkan perubahan aktivitas sinaftik
Eksperimen terhadap siput laut (aplysia) menunjukan bahwa dua bentuk
ingatan jangka pendek yaitu habituation dan sensitisasi adalah karena
modifikasi dari saluran protein presinaftik terminal yang berada dari
neuron aferen khusus yang terlibat dalam jalur yang menghubungkan
tingkah laku yag termodifikasi. Habituation adalah penurunan
respon terhadap pengulangan stimulasi yang berbeda. Sensitisasi adalah
peningkatan respon terhadap stimulus mild yang di ikuti oleh rangsangan
kuat atau merugikan. Aplysia secara refleks menarik insangnya ketika
sipon atau organ pernafasan yang terletak di atas insang .Siput menjadi
terbiasa ketika simphon disentuh secara berulang. Dimana, rumah siput
belajar untuk mengabaikan stimulus dan sesaat mengambil gill dalam
berespon. Sensasi, suatu bentuk yang lebih kopmleks dari belajar
mengambil tempat pada aplysia dimana jika diberikan suara yang keras
pada siphon. Akibatnya, siput menarik gillnya lebih kuat dalam merespon
terhadap sentuhan datar ringan. Menariknya, perbedaan bentuk belajar ini
mempengaruhi tempat yang sama –sinaps antara suatu simphon aferen dan
suatu gill eferen dengan jalan berlawanan. Kebiasaan menekan aktifitas
sinaptik ini,sedangkan kepekaan meningkatkannya.
MEKANISME KEBIASAAN
Pada kebiasaan, penutupan saluran Ca2+ mengurangi Ca2+ yang
masuk kedalam terminal presinaptik, yang menyebabkan penurunan pada
pelepasan neurotransmitter. Akibatnya, potensial prosinaps berkurang
dibandingkan dengan normalnya, berakibat pada berkurang atau tidak
adanya respon perilaku yang dokontrol oleh neuron posinaptik eferen.
Memori habituasi ini Aplysia disimpan dalam bentuk modifikasi dari
saluran Ca2+ spesifik. Selanjutnya tanpa mencoba,
responsifitas berkurang untuk beberapa jam. Sutu proses yang sama
bertanggung jawab atas kebiasaan jangka pendek pada penelitian
invertebrate lain. Hal ini diduga bahwa modifikasi saluran Ca2+ mungkin
suatu mekanisme umum dari kebiasaan meskipun pada spesies yang lebih
tinggi melibatkan intervensi interneuron yang membuat proses yang lebih
rumit. Kebiasaan mungkin bentuk yang paling umum dari belajar dan
dipercayai menjadi proses belajar pertama yang terjadi pada bayi
manusia. Dengan belajar mengabaikan stimulus yang berbeda, binatang
atau manusia bebas memperhatikan stimulus lain yang lebih penting.
MEKANISME KEPEKAAN
Kepekaan pada Aplysia juga telah menunjukan keterlibata modifikasi
saluran, tapi saluran yang berbeda dan mekanisme juga termasuk.
Sebaliknya untuk kebiasaan Ca2+ yang memasuki terminal
presinaptik meningkat pada kepekaan. Akibat peningkatan pelepasan
produksi neurotransmitter menghasilkan potensial possinaptik yang lebih
besar, mengakibatkan respon penarikan gill yang luar biasa Kepekaan
tidak memiliki efek langsung pada saluran Ca2+ presinaptik. Bahkan, secara tidal langsung kepekaan meningkatnya masuknya Ca2+ Vai fasilitasi presinaptik.
Neurotransmiter
serotonin dilepaskan dari interneuron yang bersinaps pada terminal
presinaptik dalam respon terhadap potensial aksi. Dengan memicu aktivasi
AMP siklikmessenger II didalam terminal presinaptik, yang akhirnya
menyebabkan penghentian saluran K+.. Penghentian yang lama dari potensial aksi pada terminal prasinaptik. Mengingat bahwa K+ mempercepat
kembalinya potensial istirahat (repolarisasi) . Selama fase jatuh dari
potensial aksi. Karena adanya potensial aksi lokal bertanggung jawab
untuk membuka saluran Ca2+ pada terminal, potensial aksi yang terus-menerus menyebabkan influks Ca2+ yang lebih besar dihubungkan dengan kepekaan.
Simulus yang sama
Berulang-ulang
Penutupan saluran Ca2+
Pada neuron presanaptik
↓
Ca2+…
↓
Pengeluaran transmitter dari neuron presinaptik
↓
Potensial postsinaptik pada neuron eferen
↓
Penurunan respon perilaku terhadap stimulus yang sama
|
Stimulus yang kuat
↓
Pelepasan serotonin dari interneuron
↓
AMP siklik pada neuron presinaptik
↓
Penghambatan saluran K+
pada nuronpresinaptik
↓
Saluran Ca2+. Pada neuron presinaptik tetap terbuka
↓
Ca2+…
↓
Pengeluaran transmitter dari neuron presinaptik
↓
potensial postsinaptik pada neuron eferen
↓
Peningkatan respon perilaku terhadap stimulus ringan
|
Studi
lebih lanjut sudah mengungkaokan declarative memori itu, yang
melibatkan kesadaran menjadi lebih komplek dibandingkan habituation dan
sensitisasi, pada awal disimpan atas pertolongan yang lebih gigih
didalam aktifitassinaptik. Secara rinci penyimpanan declarative
informasi nampak seperti terpenuhhi atas pertolongan jangka panjang, yang mana sekarang memutar perhatian.
MEKANISME POTENSIASI JANGKA PANJANG
Istilah potensiasi jangka panjang(LTP) berarti perpanjangan peningkatan
kekuatan hubungann sinaptik yang ada dalam mengaktivasi jalur yang
menyertai periode singkat dari stimulus yang berulang.LTP telah
ditunjukan untuk setidaknya beberapa hari atau minggu-cukup lama untuk
memori jangka pendek ini untuk digabungkan kedalam memori jangka panjang
yang lebih permanent. LTP terutama sering pada hipokampus, suatu tempat
eretikal untuk mengubah memori jangka pendek kedalam memori jangka
panjang. Dimana LTP terjadi aktivitas secara bersamaan pada kedua neuron
presinaptik dan postsinaptik melintasi suatu sinaps eksitator berakibat
pada modifikasi yang meningkatkan kemampuan neuron presinaptik untuk
mengaktifkan neuron postsinaptik. Karena kedua neuron baik presinaptik
maupun postsinaptik harus aktif dalam waktu yang sama, perkembangan LTP
tertahan kejalur yang terstimulasi. Jalur diantara input presinaptik
lain yang tidak aktif dan sel postsinaptik yang sama tidak terpengaruhi.
Melalui LTP signal dari neuron presinaptik diberikan neuron
postsinaptik menjadi lebih kuat dengan penggunaan yang berulang.
Peningkatan transmisi sinaptik secara teoritis dapat akibat dari salah
satu perubahan pada neuron postsinaptik atau pada neuron presinaptik .
Mekanisme multiple terlibat dalam fenomena kompleks. Yang pertama
mekanisme meliputi peningkatan kepekaan sel postsinaptikyang melepaskan
glutamate, suatu neuronstramister aksitator yang berikatan dengan
reseptor NMDA. Karena reseptor berperan sebagai saluran C2+aktivasi pembukaanya menyebabkan Ca2+ masuk kedalam sel postsinaptik. Aktivitasi reseptor NMDA tidak menyebabkan pembentukan EPSP.
0 komentar:
Posting Komentar